KamPoeng HaLamaN

KamPoeng HaLamaN
Kangeen Ma KamPoeng HaLamaN

Rabu, 20 Januari 2010

bronchopneumonia

Bronchopneumonia
Batuk dan pilek mungkin merupakan gejala penyakit yang paling sering kita alami. Bahkan karena seringnya,batuk pilek ini sering disepelekan dan dibiarkan begitu saja tanpa pengobatan. Penderita sering dibawa ke rumah sakit atau dokter dalam kondisi yang memprihatinkan.
Ada beberapa penyakit dengan gejala batuk pilek yang perlu mendapatkan perhatian lebih,terutama pada anak,antara lain bronchopneumonia dan asthma bronchiale. Lalu kapan sebaiknya kita waspada? Sejak dari hari pertama seorang anak mengalami batuk,kita sebagai orang tua sudah harus waspada. Kapan kita konsultasi ke dokter? Jika batuk berlanjut lebih dari tigfa hari,ada baiknya kita membawa anak ke dokter untuk mendapatkan terapi lebih lanjut.
Batuk pilek seringkali disebabkan oleh virus,sehingga tidak memerlukan antibiotika dan bisa sembuh sendiri (self limited). tetapi pada tahap  selanjutnya bisa terjadi infeksi bakterial juga,sehingga perlu tambahan antibiotika selain obat simtomatik. Namun tidak berarti penyakit yang disebabkan oleh virus ini tidak berbahaya.
Selain itu,kita perlu waspada jika gejala memberat,misalnya sesak napas,terdengar suara mengi (wheezing),napas cuping hidung,adanya tarikan otot dinding dada saat bernafas atau muncul komplikasi keperti kejang dan lain-lain.
Asthma bronchiale merupakan penyakit gangguan pernapasan yang terjadi karena sensitivitas yang berlebihan pada saluran pernapasan sehingga karena rangsang tertentu mengalami penyempitan (konstriksi bronkus),produksi lendir berlebihan dan pembengkakan mukosa bronkus.
Ketiga hal tersebut menyebabkan penderitaannya mengalami sesak napas,mengi,napas cuping hidung,dan tarikan dinding dada. Pada kasusu yang berat,pasien bisa mengalami asidosis  karena tidak efektifnya paru untuk menghirup O2 dan mengeluarkan Co2. Hal inilah yang sangat berbahaya bagi keselamatan penderita.
Karena itu,penderita astham sebaiknya selalu menyimpan obat untuk mengatasi jika terjadi serangan sewaktu-waktu. Perlu diketahui,asthma merupakan penyakit yang terkait genetik (keturunan). Namun tidak berarti anak yang memilik penyakit asthma selalu dilahirkan dari orang tua yang asthma juga,bisa jadi orang tua atau nenek moyangnya memiliki penyakit atopik yang lain,seperti dermatitis atopik (ruam pipi),terutama pada anak,sering juga disebut ruam karena alergi susu atau obat/makanan tertentu.
Serangan asthma biasanya terjadi jika penderita terpapar pencetus tertentu misalnya udara dingin,makanan tertentu,kecapaian atau stress. Karena itu seorang penderita asthma hendaknya mengetahui apa saja faktor pencetus serangannya dan sedapat mungkin menghindarinya,karena semakin sering kekambuhan serangan asthma,semakin rumit pengobatannya dan semakin buruk prognosisnya.
Sedang bronchopneumonia adalah infeksi yang terjadi pada bronkus dan jaringan paru. Infeksi biasanya berawal dari nfeksi saluran napas bagian atas (proximal) yang menjalar kebawah. Penyakit ini memiliki beberapa gejala dan tanda,antara lain demam,batuk,pilek sesak napas. Komplikasi lebih lanjut dari bronchopneumonia yang tidak tertangani dengan baik bisa berupa infeksi saluran tengah,radang selaput otak,kejang,dan penurunan kesadaran. Karena keterlambatan,dan ketidak tepatan terapi seringkali menyebabkan penderita jatuh pada kondisi yang buruk dan sering berakibat kematian. Pneumonia sampai saat ini masuk dalam lima besar penyebab tersering kematian balita.
Karena itu,ada baiknya jika anak mengalami batuk dan pilek,kita cermati apakan ditemukan gejala yang lain misalnya dema. Pada 2-3 hari pertama,kita mungkin cukup memberikan obat untuk mengatasi gejalanya. Tetapi jika hari ke 4 gejala masih menetap atau jika gejala bertambah berat,tampak sesak napas,napas cuping hidung (terlihat cuping hidung yang kembang kempis),tarikan pada dinding dada,terdengar mengi,grok-grok (ngorok),kejang atau penurunan kesadaran,segera bawa anak ke dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Juga harus diingat,bahwa saat sakit tubuh memerlukan asupan gizi dan cairan yang lebih dari biasanya. Meskipun pada waktu sakit seringkali nafsu makan menurun,terus upayakan pemberian makanan ini. Tetap berikan air susu ibu (ASI) dan minuman lain untuk mencegah dehidrasi. Sebagai orangtua,kita harus sabar dan lebih telaten untuk memastikan putra-putri kita tidak mengalami dehidrasi. Pada jenis sakit apapun,jika si anak memang sudah tidak mau makan dan minum,segera bawa kedokter dan jangan ditunda-tunda lagi. Semoga dengan antisipasi dini,hal-hal yang tidak diharapkan dapat dicegah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar